Biarkan Bumi Bernafas -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Biarkan Bumi Bernafas

Nona Melisa
Sabtu, 09 Mei 2020

Ilustrasi Bumi (internet)
Hampir dua bulan semua orang bahkan di seluruh dunia, banyak menghabiskan waktu di rumah. Karena Pandemi Korona atau biar sedikit ilmiah wabah ini disebabkan virus Corona SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2).

Membayangkan namanya saja, sudah bikin kepala migran. Sekarang kebanyakan orang lebih sering menyebut infeksi ini sebagai Coronavirus Disease 2019 disingkat Covid 19.

Tapi, bukan asal usul atau kajian kesehatan yang saya bahas kali ini. Biarkan kacamata saya sebagai rakyat awam memandang. Jadi di suatu pagi, saya beranikan diri keluar dari petak singgasana berukuran 3x4. Perlu diketahui kala itu saya sudah melakukan kebiasan baru orang Indonesia yaitu kerja dari rumah atau hashtag kerennya #WorkFromHome (WFH) selama dua minggu.

Dengan segala kepenatan di kepala, mencoba memicingkan mata mendongak keatas. Langitnya sangat biru dengan tumpukan awan putih. Tak lupa di dalam hati mengucap syukur kepada pelukis Nya. Sambil menyeret kaki, teringat lagi ini masih ada wabahnya ya?

Apa benar kita harus bersyukur? Atau justru ikut memaki para aktor pemerintah? Jelas itu sudah saya lakukan di awal pandemi ini. Padahal sangat sadar, itu akan sia-sia.

Perlahan saya berangkat keluar dari pintu pagar. Tentu saja dengan masker yang direkomendasikan orang kesehatan yang kebetulan sudah saya anggap kawan. Lalu sepanjang jalan saya mencoba menikmati udara hari itu.

Benar saja, sepanjang 7 tahun menjalani sebagai warga Ibu Kota Kaltim, baru kali ini bernafas dengan udara yang benar-benar sehat. Biasanya sepanjang jalan yang saya lintasi penuh dengan tumpukan kendaraan. Tak jarang polusinya sampai hinggap menembus blouse yang sudah saya semprotkan wewangian.

Sedangkan kala itu, jalanan terlihat sepi bahkan nyaris seperti Kota mati. Tapi tidak seseram film thriller yang sering kita saksikan. Dalam kondisi ini, satu-satunya hal bisa kita lakukan adalah tetap bertahan hidup. Bukan untuk pasrah terhadap virus, tapi coba  bersyukur. Coba bayangkan kalau saat ini bumi juga sedang sakit. Karena atmosfer yang menjadi mantelnya semakin menipis karena ulah manusia.

Jadi biarkan bumi beristirahat. Mungkin caranya seperti ini. Berdiam diri lah sejenak bersama keluarga. Sesekali bisa membeli makan diluar lalu bersihkan dirimu lagi.