Siapa yang Ingin Terserah? -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Siapa yang Ingin Terserah?

Nona Melisa
Kamis, 21 Mei 2020


   Ilustrasi Pinterest


Kalimantana.id,Tanpa disadari, banyak orang semakin kritis karena pandemi. Tagar di twitter pun bukan lagi #banjirjakarta atau #samarindacalap. Kini beralih #covid19 #korona dan yang paling hits saat ini #indonesiaterserah.

Mari kita pahami makna lugas dari tagar yang sering dipakai orang dalam statusnya. Apa benar masyarakat Indonesia, memang ingin terserah atau ini hanya kiasan karena masyarakat sudah pasrah dengan sikap pemerintah. Di saat beberapa daerah beramai-ramai mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Sosial (PSBB), Kementerian Perhubungan justru membuka peluang untuk mudik. Jaminannya, harus tetap jaga jarak dan screening suhu badan. Tak heran di setiap penerbangan, penumpangnya pun terbatas. Tapi itu khusus transportasi udara.

Namun jika menilik lebih jauh lagi, dalam Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 25/2020 tentang Pembatasan Transportasi Selama Masa Mudik. Pada intinya, semua transportasi dilarang masuk ke daerah yang menerapkan PSBB dan wilayah yang memiliki zona merah. Ihwal ini berlaku sejak 24 April-31 Mei. Jadi sudah cukup jelas ya, secara tidak langsung memaksa kita untuk tidak mudik. Sayangnya aturan itu tidak sebutkan sanksi atau denda, sebagai pemungkas aturan ini.

Sekarang, mari melihat penerapannya di pintu masuk perbatasan daerah kalian. Apakah semua petugas yang dipasang, benar-benar menjalankan tugasnya? Jangan heran melihat tumpukan pemudik yang mengambil kesempatan ini. Pak Presiden saja kadung menyebut "mudik beda dengan pulang kampung". Apapun sebutannya, tumpukan orang yang ingin masuk atau keluar kota, sangat mustahil menerapkan jaga jarak. Justru yang terjadi, orang berlomba-lomba kembali ke kampung halaman, meski harus desak-desakan.

Apakah cukup, dengan aturan pembatasan transportasi mudik?

Kembali ke tagar #indonesiaterserah. Rasanya kalimat itu lebih pantas bagi para tenaga medis, yang rela tidak pulang bertemu keluarga. Bahkan nyawa menjadi taruhan, karena tanggung jawab moril dengan profesi mereka. Semoga masih banyak populasi cerdas dan ingin bertahan hidup.