Pak Gubernur, Jadi Kaltim Steril atau Kaltim Silent ? -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Pak Gubernur, Jadi Kaltim Steril atau Kaltim Silent ?

Rusdi Al Irsyad
Selasa, 09 Februari 2021

Ilustrasi, karya warganet.

Kalimantana.id, Sebagai sebuah produk kebijakan, branding juga penting. Untuk apa ? Ya supaya menarik dan utamanya, lebih mudah diterima oleh masyarakat.



Kalimantan Timur (Kaltim) sejak Sabtu 6 Februari 2021, menetapkan kebijakan pembatasan aktivitas. Eh bukan, pelarangan aktivitas masyarakat di luar rumah selama 2 hari pada akhir pekan.



Kebijakan itu, diresmikan melalui Instruksi Gubernur Kaltim. Belakangan, kebijakan yang nampak kurang bijak ini justru menjadi musabab kegusaran dan kegundahan banyak masyarakat.


Pertanyaan sederhana macam :  Emang Covid-19 libur ya kalau weekend ? Menjadi sulit untuk dijawab. Pasalnya, kebijakan yang muncul dalam rapat koordinasi kepala daerah se-Kaltim guna membahas angka kasus Covid-19 yang makin merajalela itu dimunculkan tanpa momentum sosialisasi yang cukup.



Tak cuma itu. Menurut saya. Eh ini menurut saya loh ya. Branding untuk kebijakan 'unpopuler' ini juga kurang.


Pemilihan diksi yang tak seragam, dari tiap-tiap instansi terkait di bawah koordinasi Gubernur Kaltim bikin masyarakat tambah bingung.


Sebagian menyebutnya : Kaltim Steril. Tapi, ada juga yang bilang : Katim Silent.  Secara harafiah, kelihatannya 2 kata itu bermakna sama. Padahal enggak juga. Saya tidak ingin mengulas panjang-panjang soalan makna kata.


Anda bisa dengan mudah mengeceknya di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring. Silakan bandingkan, dan cari perbedaannya.


Harusnya Pak Isran bisa meniru apa yang dilakukan Pak Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah. Beliau bahkan sampai memikirkan untuk bikin tagar khusus di media sosial. #JatengDiRumahAja.


Yah, emang sih. Hasilnya kurang lebih saja. Sama-sama jadi bulan-bulanan warganet. Ditambah lagi, dalam satu sesi wawancara televisi, Pak Isran mengatakan kalau penanaman itu suka-suka dia. Hehehe. Ya enggak salah juga sih. Karena kan yang Gubernur beliau.


Tapi nih pak. Masa bapak lupa, jargon Kaltim Berdaulat dengan semua branding-nya itu bikin bapak dan Pak Hadi Mulyadi lebih mudah dikenali dan dapat diferensiasi dari calon-calon lain pada Pilgub Kaltim 2018 ?


Harusnya formula itu bisa dipakai lagi pak. Bukan apa-apa pak. Supaya masyarakat juga tidak bingung. Sampai-sampai di Ibu Kota Provinsi sendiri. Di Samarinda. Kebijakan yang Bapak sebut Kaltim Bersemedi ini belum bisa diterapkan, karena masih ada edaran sebelumnya.


Loh, gimana ini pak ? Sebagai Ibu Kota Provinsi, seharusnya Samarinda bisa lebih tegas dong. Apalagi angka kasus Covid-19 juga salah satu yang tinggi.


Jadi tolong dikasih tegas lagi itu aturan pak. Awal-awal mendengar berita ini, saya pikir Kaltim Steril itu lanjutan Program Keluarga Berencana pak hehehe.


Dibantu juga kepala daerah di kabupaten/kota, supaya membikin aturan turunan yang jelas dan akomodatif. Kasihan juga UMKM kita pak, mereka jadi penopang roda perekonomian kita kan ? Bapak pasti lebih paham hehe.


Jadi, kalau boleh nanya nih. Pak Gubernur, jadi Kaltim Steril atau Kaltim Silent Pak ?

Rusdi