Bocah Cilik Nggambar Jagad -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Bocah Cilik Nggambar Jagad

Rusdi Al Irsyad
Selasa, 26 Januari 2021

Kalimantana.id, Dulu, dulu sekali. Kira-kira pada umur belasan, di sekolah menengah pertama. Peran Chloe Sullivan yang dimainkan Allison Mack di serial Smallville, sukses bikin saya keranjingan sama profesi wartawan. 


Dari sana, cita-cita sebagai jurnalis untuk pertama kalinya merasuk masuk ke alam bawah sadar. Tak se-inchipun goyah, walaupun tak sedikit jumlahnya, kawan-kawan sepermainan hingga yang cuma kenal nama karena satu sekolahan, menawarkan posisi-posisi penting, pada cita-cita mereka.


Dari mulai posisi Ranggers Merah sampai Ranggers Putih, ditawarkan kepada saya secara cuma-cuma, agar bisa melengkapi formasi Power Ranggers yang dicita-citakan setidaknya 10 orang dari 30 teman satu kelas.


Kalau anda seusia saya, ranggers merah dan putih itu posisi vital dan sering jadi rebutan. Beruntung, sampai sekarang tak saya temui kawan yang dulu bercita-cita jadi power ranggers benar-benar jadi power ranggers. 


Entah, apa memang seleksi masuknya serumit CPNS, atau kawan saya saja yang mengubah cita-citanya. Jadi Ultraman misalnya.


Saya sendiri, sejak keinginan menjadi wartawan itu, saya menuliskannya pada sebuah buku. Kalau tidak salah buku tulis itu hadiah lomba azan saat Peringatan HUT Kemerdekaan RI (baca : Tujuh Belasan). 


Tapi karena sadar tulisan saya jelek, jadilah hanya gambar abstrak yang saya buat. Bola dunia, dengan tulisan NEWS di bagian bawahnya merepresentasi ekspektasi saya terhadap profesi jurnalis. 


Sebenarnya gambar itu juga bukan murni hasil pemikiran bocah SMP yang tinggal di desa transmigrasi seperti saya. Itu hanya ingatan atas lambang Daily Planet, yang juga didapat dari kartun-kartun Superman. 


Tapi, Allah kiranya amat bermurah asih kepada saya. Sangat. Gambaran-gambaran nyata dari bayangan mengenai profesi jurnalis yang saya harapkan, beneran bisa saya temui dan bahkan saya rasakan. Untuk orang lain, mungkin ini bukan hal luar biasa. Tapi buat saya, bocah kampung yang semasa kecil hanya bermain di sungai, ini adalah sesuatu yang amat besar. 


Tentu setelah dewasa, semua itu bukan semata urusan materi saja. Karena, ternyata profesi ini dibanding pekerjaan saya sebelumnya jauh dari kata cukup memenuhi. Ini adalah ejawantah dari apa yang saya sebut cita-cita. 


Lalu, apakah setelah semua itu semua cita-cita saya selesai ? Ya pasti belum. Masih banyak gambar-gambar saya yang belum diwujud nyatakan. Barangkali, hari ini adalah pintu pertama dan saya siap menghadapi halang rintang selanjutnya, demi masuk ke tahap dan ruangan yang lebih luas. Soalnya, belum lama ini kawan yang saya pikir punya potensi amat besar pada profesi ini. Saya bicara soal potensi yang sangat besar. Bukan sekadar menjadi ahli, tapi dia mungkin bisa mengubah dan menggerakkan banyak hal melalui profesi ini. Eh lah dalah, dia malah pilih meninggalkan kapal, pakai sekoci labil yang saya yakin dia sendiri belum yakin akan kemampuannya.


Itu mengingatkan saya, bahwa cita-cita ini saya kejar untuk tujuan yang lebih besar, dari sekadar materi apalagi pengakuan. "Mengubah Dunia" Ketinggian ? Yo karepmu. 


Untuk itu, saya berdoa bagi sesiapa saja yang membaca ini dan sedang dalam tahap mengejar apapun yang dicita-citakan. Semoga Tuhan, Allah SWT memberikan jalan. Emang enggak musti lancar kok. Saya saja harus belok 4 tahun dulu di tempat lain baru sampai. Dan tentu ada yang lebih berat lagi. Tugas kita menjaga komitmen dalam hati, supaya gerak dan gerik langkah menjadi senada seirama.



Ngomong-ngomong soal irama, saya sedang senang sekali sama satu karya dari Mbak Rara Sekar. Judulnya Ati Bolong. Entah apa makna sebenarnya yang ingin disampaikan mantan vokalis Bandanera itu. Tapi ini yang saya tangkap : Sebagai manusia, saat masih belia kita punya masa di mana kita masih amat kosong. Tak mengerti. Tapi, di saat yang sama kita bisa menyaksikan hal-hal besar, di atas (lanngit). Saat cita-cita itu manunggal dalam jiwa, maka kita akan semudah menggambar jagad. Sesuatu yang amat besar, yang bahkan belum kita tahu.


Petikan bait lirik Ati Bolong.


Atine bolong

Atine kosong

Atine mlompong

Nang duwur ana lintang

Lintang lintang luku

Ana bocah ana bocah bocah cilik

Bocah cilik nggambar jagad


Hatinya bolong

Hatinya kosong

Hatinya mlompong

Di langit ada bintang

Bintang bintang luku

Ada anak, ada anak

Anak kecil, anak kecil gambar jagad


Samarinda, 26 Januari 2021

Rusdi

Menulis untuk menasihati diri