Mari Kita Balas Nyontek Malaysia -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Mari Kita Balas Nyontek Malaysia

Rusdi Al Irsyad
Minggu, 13 Desember 2020

Kalimantana.id, Kalau ada daftar negara di dunia yang saya benci, Malaysia ada di urutan pertama. Eh tunggu, ini semua berdasar hal logis dan in a good way. Begini, pernah gak kalian pas lagi nyari referensi tentang negara-negara di Asia, pasti yang muncul enggak jauh-jauh. Korea Selatan, Tiongkok terus Singapura lalu Malaysia. Ya Malaysia. 


Sebagai anak Kalimantan, Malaysia ini juga selalu bikin geregetan. Bagaimana tidak, kalau ada perbincangan, dokumentasi dan atau hal lain berkait dengan Kalimantan, mata dunia itu pasti menyorot Malaysia. Lah padahal kan, segitu gedenya bagian Pulau Kalimantan ada di Indonesia. Tapi dunia, terutama orang-orang di barat pasti lebih ngelihat Malaysia ketimbang Indonesia. 


Di tengah semua kekesalan itu, sepekan lalu salah satu senior jurnalis di Samarinda menghubungi saya. Dia mengajak saya masuk tim, untuk ikut kompetisi virtual. Mungkin paham si abang, kalau saya kurang ehem sama Malaysia. Dia cuma bilang, kalau kompetisi ini mewajibkan pesertanya bisa berbahasa Inggris, karena pesertanya dari 9 negara se ASEAN, yang bahasa pengantarnya adalah basaha Inggris. 


Saya manggut-manggut, dan oke oke saja. Sampai dia nyebut nama kompetisi dan penyelenggaranya. ASEAN Virtual Hunt, by Malaysia Tourism. Ya divisi pariwisata Malaysia yang punya tagline Malaysia Trully Asia itu. Waduh. Lagi-lagi Malaysia bikin esmosih !!. Seingat saya, Dinas Pariwisata Kalimantan Timur (Kaltim) September kemarin baru bikin diskusi membahas strategi pemanfaatan teknologi, untuk virtual tourism. 


Lah Malaysia malah udah  bikin event segede ini, dan virtual pula. Memang mungkin benar. Sudah saatnya kita balas nyontek sesuatu dari Malaysia. Strategi promosi, tingkat percaya diri yang bagus, juga konsistensi yang terjaga bikin Malaysia melesat, tidak cuma dari sisi pembangunan fisik. Sumber Daya Manusia (SDM) juga pariwisatanya, bisa punya posisi yang penting mendorong perekonomian mereka.


Mari jangan kita bandingkan dengan Bali ya. Bandingkan dengan Kalimantan Timur saja. Potensi kita sejuta kali lebih besar. Tapi, apa usaha kita sudah sebesar atau seserius mereka dalam menggarap sektor pariwisata ? Yang saya maksud adalah dari sisi pemerintah ya. Soalnya, saya lihat justru saat ini tak sedikit titik-titik atau sendi pariwisata lokal di Indonesia, masih digerakkan oleh sektor swasta. 


Yok pemerintah bisa yok. Saya sendiri menyaksikan, bagaimana dalam kompetisi Virtual Hunt itu, saya bersama Marga Rahayu Jurnalis RRI Samarinda, Nada Jurnalis Disway Nomor Satu Kaltim, Samuel Jurnalis Lensaborneo.com, juga Mbak Irma Dian Sari dari Borneo Kersik Luay, secara sadar berkeliling dengan Google Streetview melihat dan menyaksikan pemandangan kota, kawasan pusat wisata Penang, Kedah dan lainnya yang kalau dibandingkan dengan Berau, ya masih kalah jauh. 


Kita punya ribuan kali potensi yang lebih besar. Kalau tulisan ini sampai ke kawan-kawan di Malaysia, izinkan saya kirim salam dan salim. Kalian keren !!!. 


Rusdi