Soal Pilpres 2024, Tanya Vaga Saja -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Soal Pilpres 2024, Tanya Vaga Saja

Rusdi Al Irsyad
Senin, 07 Agustus 2023

Vaga, di usia 4 tahun 9 bulan. 

Walaupun penetapan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal calon presiden (capres) belum ada, tapi setidaknya sudah ada  3 nama yang bergelayutan di muka publik, dengan label bakal capres. Perbincangan tentang copras capres di masyarakat juga mulai ramai. Kegiatan yang berkaitan dengan itu, pun tak kalah banyak. Mulai dari senam, senam dan eh kok yang ku ingat cuma senam ya. Pokoknya banyak lah. Gegap gempita yang dihadirkan para pendukung, relawan atau apa-lah namanya itu sudah bikin suasana Pemilu mulai terasa. Sebagai warga negara yang baru mulai menggunakan hak suara sejak 2014 lalu, aku jujur saja Pemilu kali ini sudah agak males.


Meskipun ada dua nama baru selain bapak-bapak yang pantang menyerah itu, tapi rasa-rasanya kepercayaan kepada narasi-narasi juga gagasan yang dibawa gak semenarik ketika Jokowi di awal periode pertama. Entah ya, ini asumsi pribadi saja. Soal selera. Tapi, aku sudah bilang pada diri sendiri untuk paling engga nanti tetap pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), dan nyoblos calon presiden. Tahun 2019, sebelum hari pemungutan suara, aku bersama kawan-kawan sesama wartawan bikin video ngobrol, menebak siapa pemenang Pilpres 2019. Kami terbagi dalam 2 kubu, saya menebak Jokowi menang, dan 4 kawan lainnya menerka Prabowo yang bakal menang. Nyatanya, dua pekan setelah video itu diunggah ke YouTube.Tebakan saya lah yang betul. 


Terlepas dari ngang ngong ngeng nging dan bisingnya gelombang dan ombak yang tercipta dampak kontestasi politik itu, aku percaya bahwa masyarakat Indonesia sejatinya sudah sangat cerdas. Dengan memahami latar belakang dan gagasan yang ditawarkan saja, sudah cukup untuk memenuhi ruang pikir demi menciptakan keputusan calon mana, yang layak diberi kesempatan memimpin. 


Untuk yang satu ini, rasanya akan terasa sedikit lebih rumit untuk dilakukan pada Pilpres 2024. Sebabnya ya, selain karena kita sama-sama belum tahu siapa figur yang boleh dipilih. Juga, dari nama-nama yang beredar rekam jejak kerja serta gagasan mereka relatif tipis untuk sekadar dibandingkan, untuk menghasilkan nama yang paling unggul. Di tengah kebimbangan itu. Tuhan seperti sedang memberi petunjuk lewat Svarga. Bocil yang biasa aku panggil Vaga itu, sejak dua bulan terakhir memang diberi akses ke gawai. Dia bisa menonton sejumlah video yang sudah disimpan secara offline di kanal YouTube. Mulayanya, video-video yang ditonton adalah rekaman dari program kuliner para foodvlogger seperti Tan Boy Kun, dan Nex Carlos. Itu ya, karena memang aku yang mengunduhnya. Sampai, 2 hari lalu aku dibikin terkejut. 


Bocah itu mungkin saja sudah mengunduh video lain, ketika gawai tersambung ke jaringan internet. Video bukan sembarang video. Itu adalah rekaman pembukaan kegiatan Rakernas Asosiasi Pemerintah Kabupaten/kota Seluruh Indonesia (APEKSI) 2023 di Makassar, beberapa waktu lalu. Video berdurasi 1 jam lebih itu, berisi paparan 2 nama, yang selama ini kerap disebut-sebut sebagai Calon Presiden. Ada Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Dalam video itu, kedua tokoh diberi kesempatan menyampaikan paparan selama masing-masing 30 menit. 


Aku yang tadinya merasa janggal, ketika mendengar suara dari video yang berbeda dari yang aku unduhkan untuk Vaga, langsung mendekat ke bocah yang menonton sembari memainkan balok bongkar pasang-nya itu. 


"Heh, nonton apa itu?" ujarku yang tak dihiraukan Vaga. Video sudah berjalan sekitar 25 menit, dan dari suaranya saja aku kenal itu suara Ganjar Pranowo. Dalam hati aku berpikir, sejak kapan gubernur Jawa Tengah itu jadi food vlogger? 


"Nonton apa kamu?" Aku mengulangi, kali ini dengan suara lebih nyaring. "Jangan matikan, aku belum selesai nonton," bocah itu menyahut, sambil mengadang tanganku yang hendak menyentuh gawai di depannya. 


Saat itu, video sudah terputar sepanjang hampir 40 menit. Vaga benar-benar khusyuk menyimak video itu, seakan dia paham betul apa yang disampaikan Ganjar Pranowo tentang tantangan demokrasi dan peta kesejahteraan yang disampaikan Anies Baswedan. Entah apa yang sebenarnya dinikmati oleh bocil ini. Pasalnya, keesokan harinya dia kembali memutar video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV itu. Mau tak mau, aku jadi ikut menyimak. Wah, pemaparan itu memang tak bisa dibilang jadi gambaran utuh gagasan dua tokoh itu.


Tapi setidaknya, sebagai masyarakat, aku dan tentu saja Vaga dapat gambaran singkat mengenai apa sebenarnya yang ada di kepala dua tokoh itu. Rasanya ini cukup untuk jadi bekal, memilah lalu kemudian memutuskan memilih, mana yang paling layak diberi kesempatan menjadi Republik Indonesia 1. Memang benar, masih ada 1 nama lagi yang tak ada dalam video itu. Tapi kan, kita sebelumnya sudah pernah dengar gagasan dia. Rasanya juga tidak akan banyak berubah. Jadi, nanti kalau ada yang bertanya soal pilihan di Pilpres 2024. Saya akan jawab; Tanya aja sama Vaga. 

Samarinda, Minggu 16 Agustus 2023

Rusdianto 

Nih buat jajan