Salah Paham Borobudur dan Celah Promosi Wisata Kaltim -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Salah Paham Borobudur dan Celah Promosi Wisata Kaltim

Rusdi Al Irsyad
Minggu, 05 Juni 2022

 


Kredit Foto : Instagram (@onvoya)

Bukan orang Indonesia namanya, kalau engga gercep. Sayangnya, gercep ini ya selalu dibarengi hasrat komen dulu, salah bener urusan nanti. 

Apalagi, media mainstream mengemas kebijakan kenaikan tarif Candi Borobudur itu, pakai kutipan dari Lord Opung Luhut Binsar Pandjaitan. 


Belio ini sudah kadung dikenal sebagai pemersatu bangsa. Pokoknya, di mata warganet. Apapun yang keluar dari Opung, mesti salah aja. 


Padahal ya. Setelah baca-baca naskah berita lengkapnya. Salahsatu alasan kenapa penyesuaian beamasuk candi yang sudah jadi warisan dunia UNESCO itu, ya karena dia itu warisan dunia. 


Perlakuan kita selama ini, barangkali terlalu bar-bar. Apalagi, umur batuan candi Borobudur sudah ratusan, atau barangkali ribuan tahun. Sementara, wisatawan kita. Ya saya juga mungkin bakal melakukan hal yang sama, macam ninggalin jejak, sampai nekat nyolong bagian dari candi, dikhawatirkan akan semakin mendegradasi candinya sendiri. 


Makanya, ide untuk membikin Borobudur jadi kawasan wisata premium menurutku pribadi, engga salah-salah amat. Yang jelas, itu juga bukan cara para elit, untuk menguasai Borobudur. 

Ke depan, mungkin pengelola bisa tetap membuka kompleks candi, dengan beamasuk yang lebih terjangkau, tapi dibuat semacam batas atau zona yang boleh dan tidak boleh dimasuki pengunjung. 


Di saat yang sama. Objek wisata lain, yang relatif lebih bebas, akan punya kesempatan untuk mendapatkan peningkatan kunjungan. 


Misalnya dengan membuat semacam replika supaya bisa disentuh, atau sekadar untuk latar foto. Daerah seperti Kaltim, harusnya gercep. Ambil kesempatan ini untuk jualan. 


Tuh, ada potensial kunjungan yang bisa digaet. Orang-orang yang batal pergi ke Borobudur, tarik minatnya untuk memindahkan tujuan wisatanya ke Kaltim. Kira-kira apa yang setara? Atau bahkan bisa lebih gokil, dengan biaya yang sama. Rp750 ribu, kalau dibawa wisata ke Kaltim dapat apa? 



Coba, agen pariwisata atau pihak terkait di Kaltim hitung-hitungan deh. Biaya itu, ditekan lagi. Misal dengan kebijakan keringanan pajak daerah, supaya duit segitu bisa dapat satu paket wisata. Walaupun sebenarnya, buat pelaku pariwisata ini bukan melulu perihal itung-itungan angka. Tapi tanpa berniat mengajari ikan berenang di kolam renang, apalagi sauna. Momentum ini sejatinya bisa dimanfaatkan. Bisa dong? 



Rusdi 

Samarinda, 5 Juni 2022