Agung Saputra Djati, Si Pengkoordinir Sejati -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Agung Saputra Djati, Si Pengkoordinir Sejati

Rusdi Al Irsyad
Senin, 06 Juni 2022

 


Agung Saputra (tengah; pakai ikat kepala) 

Ini kabar gembira. Desa tempat aku lahir dan dibesarkan, Manunggal Daya, dipilih jadi lokasi acara festival dalam rangka peringatan HUT Kecamatan Sebulu.


Hari ini, kau bisa saja tertawa dan merenggang otot muka lalu mengerutkan dahi, selepas mendengar atau membaca daerah bernama Sebulu. Emang ada, ya daerah yang namanya begitu? 


Ada. Jawabannya ada. Dan ini, barangkali adalah perkampungan yang sudah ada sejak dahulu kala. Jauh sebelum NCT Dream, atau 88Rising terbentuk. 


Silakan saja, kalau kamu masih mau tertawa. Melihat betapa kecil kemungkinan kalian akan berhubungan dengan wilayah ini. Tapi, tunggu dulu. Lokasi kami, cuma sekian jam saja dari titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.


Nah, gimana? Masih mau bilang kalau ini bukan tempat penting? 


Tapi itu terserah kau saja. Aku cuma mau cerita tentang Agung. Dia adalah kawan yang pernah jadi lawan debat, rival diskusi pada rapat-rapat panjang di Organisasi Intra Sekolah. Lalu berlanjut di beberapa organisasi luar sekolah yang kami ikuti.


Walaupun komunikasi publiknya kurang mumpuni, Agung kuakui punya sense of leading yang peka. Dia tahu bagaimana menghandle massa. Menggunakannya sesuai kebutuhan dan arahannya. Itu juga yang dia lakukan, pada kegiatan kali ini. 


Aku sudah hampir 5 tahun tak kembali ke desa itu. Aku juga tak tahu, apa yang dilakukan Agung di sana. Tapi yang aku tahu, ia masih aktif menggerakkan massa-nya yang kebanyakan adalah anak muda. Untuk hal-hil yang tentunya produktif. 


Sore kemarin, dia mengontak aku via telepon WhatsApp. Dia bercerita bahwa walaupun acara baru akan dilaksanakan sepekan ke depan, tapi ia sudah berinisiatif membawa lusinan massa untuk sekadar membersihkan lapangan desa. 


Sesuatu yang mungkin kau nilai biasa saja. Tapi tidak. Ini adalah waktu di mana, banyak orang makin tidak sepeduli itu dengan lingkungan. Tapi, Agung tidak. Dia berangkat, memasang ikat kepalanya. Lalu bekerja sebisa-bisanya. 


Aku bilang begitu. Karena aku paham benar. Agung bukan jenis manusia yang bisa kau percaya ketika bekerja dengan alat-alat pertukangan.


Untuk itu, barangkali dia diberi kemampuan oleh Tuhan, untuk lebih mampu mengkoordinir orang - orang yang memang ahli di bidangnya. 


Oh iya, aku tidak pernah benar-benar tahu siapa saja yang membaca tulisan ini. Dari situ aku lalu percaya saja, kalau kau yang sekarang membaca adalah orang yang mau datang ke acara festival di desaku. Kuharap, poster ini akan membantu. 



Rusdi

Samarinda, 6 Juni 2022