Jangan-jangan, Edy Mulyadi adalah Elon Musk -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Jangan-jangan, Edy Mulyadi adalah Elon Musk

Rusdi Al Irsyad
Rabu, 26 Januari 2022

Kalau diamati, kata per kata yang digunakan Edy Mulyadi untuk menggambarkan Kalimantan, sebenarnya bikin saya jadi kasihan. Karena yang dia katakan itu, barangkali adalah pengetahuan  dia tentang  Kalimantan, yang mungkin didapat dari masa purba. Jelas saja, Tuanku Yang Paling Paham (TYPP) Edy Mulyadi ini pasti mengambil referensi tentang Kalimantan dari masa 500.000 Sebelum Masehi (SM). Karena bisa jadi, di masa itu, Kalimantan, ya seperti yang digambarkan TYPP Edy.Soalnya, berdasarkan catatan sejarah. Pada 40.000 SM saja, di Sangkulirang  (sekarang masuk Kabupaten Kutai Timur) sudah ada kehidupan, dengan warisan kebudayaan yang diakui sebagai Rock Art atau lukisan gua terbaik dan tertua di dunia. 

Lord Edy, pasti belum tahu, kan? 


Barangkali, belio ini mendapat cerita tentang Kalimantan dari masa purba, lalu disimpan di ingatan dengan sangat baik. Sampai-sampai ia lupa, bahwa waktu berjalan terus. Selain tidak menonton televisi, barangkali belio juga tidak memantau media sosial. Akhirnya, ingatan tentang Kalimantan yang berasal dari pengetahuan masa purba itu tetap utuh, tanpa tersentuh pembaruan.


Bagaimana saya yakin, kalau pengetahuan umum yang dipahami Pak Edy ini berasal dari masa purba? Begini. Umumnya, manusia modern akan lebih memercayai hal-hil yang sifatnya materil. Nyata. Fisik. Sains. Sementara kalimat '....tempat Jin buang anak... tentu tidak memenuhi kriteria samasekali. 


Demi mendengar semua perkataanya, saya menduga, usia Pak Edy sudah  lebih dari 3 ribu tahun. Ia menjalani hidup, dengan ingatan-ingatan masa lampau hingga kini.

 

Tak menutup kemungkinan, Pak Edy adalah konsultan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). Sebuah badan riset pertahanan Amerika Serikat, yang diketahui sedang merancang apa yang disebut dengan Biostatis.  


Mekanisme ini, dipercaya mampu memperlambat proses penunjang hidup. Secara sederhana, metabolisme dalam tubuh berhenti, tapi makhluknya tetap hidup. Secara alamiah, kemampuan ini diketahui dipunyai beberapa spesies Katak Pohon. Apa yang disebut dengan Cryptobiosis. Dengan kemampuan itu, semua organ sampai ke tingkat biomolekul akan berhenti. Tapi, mereka tetap hidup. Hal ini memungkinkan organisme  bisa hidup lebih lama, juga dalam keadaan beku. 


Barangkali. Pak Edy, punya kemampuan itu. Sampai-sampai, beliau bisa terus hidup dengan ingatan-ingatan yang mungkin membeku dari masa-masa lampau. 


Sungguh, amazing. Secara sederhana, saya pengin bilang, bahwa bisa saja waktu di sekitar Pak Edy itu berhenti. Atau paling tidak, melambat. Sesuatu yang paling logis, untuk bisa menerima pernyataan Pak Edy Mul tentang Kalimantan.


Karena kalau saja Pak Edy adalah orang dari dunia pertama seperti Amerika dan Eropa. Keterbatasan pengetahuan mengenai sebuah pulau bernama Kalimantan, yang jadi salah satu paru-paru dunia, dengan PDRB berkisar Rp200 sampai Rp600 triliun, mungkin bisa diterima. 


Tapi beliau kan juga tinggal di Indonesia. Eh apa jangan-jangan, tidak?


Teori berikutnya adalah, bisa jadi Lord Edy mengalami dilatasi waktu, karena terpapar ruang nir gravitasi yang terlalu besar. Dampaknya proses penuaan pada dia melambat. Sementara kehidupan normal di sekelilingnya terus berjalan normal. Dengan begitu, belio akan tertinggal oleh realitas-realitas di sekelilingnya. 


Kejadian ini cuma bisa terjadi pada astronot. Wah, apa jangan-jangan Pak Edy adalah astronot? 


Tapi sedikit sekali informasi atau jejak digital tentang aktivitas astronomi Pak Edy. Tapi saya belum menyerah. Teori terakhir ini yang paling relevan. Bisa jadi,  Edy Mulyadi adalah Elon Musk. Alasannya? Begini. Sebagai orang yang beberapa kali dituduh sebagai alien, Elon bukan orang bodoh. Tentu ia akan tetap melindungi jati dirinya. Selain proyek-proyek sains-nya yang mindblowing, Elon juga seorang pengusaha.  Dia perlu melindungi asetnya. Dan satu yang paling penting adalah, dirinya sendiri. 

Saya menduga, Edy Mulyadi adalah clone dari Elon, dari realitas lampau. Indonesia, bisa jadi dipilih sebagai lokasi yang aman, untuk menyimpan clone dari realitas ini, karena memang orang kita ramah-ramah. 


Tapi secanggih-canggihnya teknologi Elon. Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf. Saya menduga ada file yang corrupt pada sistem yang dibangun pada realitas lampau. Sehingga, clone yang diletakkan di tubuh seseorang yang kreteria utamanya adalah ber-inisial EM (Elon Musk = Edy Mulyadi ) menjadi rusak, dan berbalik dikuasai oleh inang-nya. Maka yang terjadi adalah seperti yang hari-hari ini kita saksikan. 


Saya tahu, anda pasti langsung bisa bernapas lega setelah membaca uraian teori saya ini. Sekarang hirup napas dalam-dalam. Lalu buang perlahan. 


Samarinda, Selasa 25 Januari 2022


Rusdi

Monyet Asli Kalimantan