Lele Lives Matter -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Lele Lives Matter

Rusdi Al Irsyad
Minggu, 14 November 2021

Foto : Freepik.com
Sebagai orang yang demen pelihara kucing sejak kecil. Saya paham betul rasanya, punya peliharaan yang meregang nyawa secara mendadak. Apalagi, disebabkan oleh orang secara sengaja. 


Untuk itu, saya ya bersimpati kepada embak-embak pemilik anjing bernama Canon yang fairel beberapa hari belakangan. 



Tapi di luar itu. Ada beberapa hal yang mengusik nalar. Pertanyaan ini, barangkali juga datang kepada anda. Saya bicara tentang mengapa manusia suka pilih-pilih, dalam urusan bela membela? 



Pada kasus Canon saja misalnya. Kita bisa lihat dengan jelas, betapa banyaknya orang yang memberikan dukungan moril. Mulai dari rakjel alias rakyat jelata, sampai selebriti yang ikut mendengungkan suara pembelaan. 



Satu anjing mati di Aceh, mengungkit kemarahan manusia satu negara. Ini menunjukkan begitu penyayangnya orang kita terhadap binatang ..... tertentu. 



Ya begitulah. Selain anjing. Kucing adalah nama berikutnya yang punya derajat yang sama, dalam urusan dapat pembelaan.  Kita tentu masih ingat video seekor Kucing yang ditendang oleh pemuda di Bontang Kalimantan Timur,  berhasil memicu kemarahan manusia se-Nusantara. Pelakunya dirisak, diburu sampai dapat. Dipenjarakan.



Janganlah lagi sampai benar-benar ditendang. Komika Pandji Penakluk Ular bahkan baru cerita saja, bahwa ia tak suka dengan perilaku kucing, langsung jadi bulan-bulanan aliansi pecinta hewan berbulu itu. 



Fakta bahwa yang dilakukan para penyiksa binatang itu memang jahat, saya tidak bisa menentang. Tapi fakta lainnya bahwa kenapa kita pilih-pilih dalam bela membela ini yang bikin saya masih penasirin. 



Saya tentu tidak senaif pencela Sherina yang membandingkan kasus Canon, dengan tradisi memasak anjing di beberapa daerah. Tidak. Lebih dari itu, kita harusnya bisa membandingkan hal serupa dengan hewan-hewan lain. 



Hal ini membikin saya ingat dengan jokes komika Sammy Not A Slim Boy. Ia membandingkan nasib satu ekor anjing yang disiksa, dengan ribuan ikan Lele atau juga ikan-ikan lain di dunia yang jelas-jelas dipukul kepalanya hingga mati, lalu digoreng. Apa bedanya? Anjing dan Lele sama-sama binatang. 



Tapi hampir tiada suara yang membela ketika Lele yang disiksa. Dibunuh dengan dipukul kepalanya, lalu dimakan. Barangkali jika ada ratusan anjing dibunuh untuk dijadikan daging konsumsi, yang rasanya memantik simpati untuk dibela. Apakah kita mau menutup mata bahwa ada ribuan atau mungkin jutaan lele yang juga diperlakukan sama kerasnya? Itu baru Lele. Belum lagi Nila, Haruan, Patin, Paus, Kon eh Tongkol. 



Barangkali jawabannya adalah karena nyawa lele tidak sepenting itu dibanding hewan lainnya. Ah bahkan dalam urusan menyayangi binatang, kita juga tidak bisa berlaku adil. Sejak kesadaran ini datang, mari kita suarakan Lele Lives Matter!!!



Rusdi 

Samarinda, 26 Oktober 2021