Kampus Enggak Asik, Makanya Mahasiswa Belajar dari Luar -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Kampus Enggak Asik, Makanya Mahasiswa Belajar dari Luar

Rusdi Al Irsyad
Sabtu, 06 November 2021

Ilustrasi Freepik.com

Unggahan kritik oleh badan eksekutif mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Samarinda, bikin geger geden. Saya sih awalnya enggak peduli. Karena ya buat rakjel cam saya, masih lebih penting cari makan buat hari ini dan besok. 


Tapi, makin kesini makin gatel juga pengin komen. Apalagi ketika beberapa dosen mulai berkokok hingga pihak kampus pelat merah itu bikin Press Release. 


Intinya sama; baik para dosen, juga pihak rektorat menyebut bahwa yang dilakukan sekelompok mahasiswa itu adalah tindakan yang salah, dan di luar kendali kampus. 


Et dah, enak bener. Noh, mereka yang bikin konten yang diduga mengkritik keras orang nomor dua di Republik ini bukannya mahasiswa pilihan?


Anggota badan eksekutif mahasiswa itu dipilih dong? Ada seleksi dong? Paling tidak, mereka-mereka ini kan bisa jadi adalah yang terbaik di antara mahasiswa lainnya, begitu, kan? 


Lha, kok masa kampus enggak merasa bertanggungjawab sama apa-apa yang mereka kerjakan, hanya karena pekerjaannya dinilai bertentangan dengan sikap kampus? 


Beberapa celoteh dosen, bilang bahwa cara yang dilakukan bocil-bocil (baca: mahasiswa-mahasiswa) itu dalam mengeritik  jauh dari koridor akademik, dan cenderung tidak beradab kesopanan. 


Kutipan langsungnya begini; "Mereka harus lebih banyak belajar lagi, bagaimana kritik disampaikan dengan santun." 


Eh bentar nih Dos, dosen. Kampus bukannya lembaga pendidikan ya? Tempat belajar dong? Kewajiban memberi pelajaran kan ada di ente. Eh maaf kata ya kalau konsepnya enggak begitu. Soalnya saya cuma ngerasain perkuliahan bentaran doang, terus di drop out wakakak. 


Kalau sudah begitu, kampus atau dosen merasa pernah ngajarin bagaimana menyampaikan kritik yang sopan belum? Yang sesuai norma akademik dan jiwa Pancasila? 


Ah jangan-jangan kelen juga ga pernah ngajarin. Makanya mahasiswa belajarnya dari luar. Atau kalau pun pernah, caranya enggak asik kali. Makanya lagi-lagi mahasiswa bocil-bocil ini belajarnya di luar. Di pertemuan-pertemuan badan eksekutif se Indonesia. Dari unggahan badan eksekutif dari kampus lain. 


Makanya nih yak, buat mahasiswa kalau emang lebih milih belajar di luar, dan mengadopsi ilmu-ilmu dari luar kampus, ya ngapain bangga pake almamater. Ngapain seneng banget disebut mahasiswa. Gak, gak usah sok filosofis nyebut diri sebagai mahasiswa kampus kehidupan. Kalau mau begitu, sini belajar sama saya. Tak ajarin cara makan nasi pake ciki, untuk bertahan satu Minggu.


Rusdi

Samarinda, 6 November 2021