Ancaman Asam Lambung, Bagi Kaum Rebahan Yang Sedang Puasa -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Ancaman Asam Lambung, Bagi Kaum Rebahan Yang Sedang Puasa

Rusdi Al Irsyad
Selasa, 12 Mei 2020

Ilustrasi Kaum Rebahan (Freepik.com)
  Gimana puasanya ? Sudah memasuki 10 hari ketiga Ramadan aja. Enggak kerasa ya. Puasa tahun 2020, ini mungkin akan jadi puasa paling beda. Di masa pandemi, dimana kita semua dianjurkan berdiam diri di rumah, bikin puasa menjadi lebih seru dong.

Terutama buat kalian kaum rebahan. Sekarang ada 2 faktor pendukung besar, yang bisa bikin kaum rebahan menjalani passsionnya tanpa khawatir disemprot sama emak. Menghabiskan waktu seharian di tempat tidur, atau di ruang tamu, dengan menonton televisi, menonton serial drama, main game, main sama kucing, sampai scroll time line dan feed media sosial, adalah hal yang lazim sobat rebahan lakukan.

 Puasapun, jadi lebih ringan. Ya karena enggak ngapa-ngapain. Sekolah, atau kuliah juga dilakukan di rumah. Paling-paling waktu terpakai sedikit kalau pergi ke toilet, atau ngambil cemilan. Eh puasa, ingat !!. Tapi, kalian para kaum rebahan tetap harus waspada.

Meskipun hobi mulia kalian itu, bakal berjasa menyelamatkan populasi dunia dengan memutus mata rantai penyebaran Covid-19, tapi berdiam diri dalam jangka waktu panjang, apalagi berkelanjutan bisa menyebabkan beberapa fungsi tubuh berubah. Inilah, yang saya alami sendiri. Sampai 20 Ramadan, sudah kurang-lebih 4 hari terpaksa saya tidak ikut puasa. Kenapa, karena lambung bermasalah. Gejala awalnya, tenggorokan tidak nyaman.

 Lama kelamaan terasa agak sakit, dengan sensasi dada terbakar dan agak mual. Mula-mula saya khawatir setengah mati. Bagaimana tidak, setiap kali baca gejala awal Covid-19 itu selalu ada sakit tenggorokan. Tapi, saya buru-buru menampik pikiran buruk itu, dengan menyajikan fakta di kepala bahwa gejala awal Covid-19, selain sakit tenggorokan selalu diikuti oleh demam tinggi. Alhamdulillah, saya tidak merasakan demam.

 Apalagi sampai tinggi. Selain itu, saya juga tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar kota, dalam 2 pekan terakhir. Aman. Kalau bukan Covid-19, terus apa dong ? Akhirnya dengan bermodal Googling, ketemulah simpulan sepihak. Alias saya mencoba self diagnosis. Saya mengalami nyeri tenggorokan karena minum terlalu panas, atau terlalu dingin. Ya begitulah, karena saat berbuka dan sahur, biasanya saya suka minum air hangat tapi juga minum es setelahnya.


Penanganan awal, saya beli tablet hisap pereda nyeri tenggorokan Strepsil. Ketika berbuka, say hisap itu permen mahal. Agak nyaman, tapi kok sebentar saja ya. Dan rasa panas di dada, masih ada. Berjalan sampai besoknya. Akhirnya saya putuskan konsultasi ke dokter keluarga, di klinik langganan.

Kebetulan sekali kan, mereka menawarkan jasa konsultasi online, saat masa sulit. Alias, saya yang tergolong kaum rebahan ikut senang. Konsultasi tanpa harus keluar rumah. Jeder, setelah konsultasi hasilnya beda. Dokter bilang, saya mengalami Maag.

 Makan terlalu banyak, atau cepat lalu langsung tidur bikin asam lambung naik sampai ke tenggorokan. Itu yang membuat dada terasa panas, dan nyeri tenggorokan tak kunjung hilang. Waaaah, sama sekali tidak pernah terbayangkan. Karena seingat saya, sejak kecil hampir tak pernah saya mengalami Maag.

Saya kira, Maag hanya karena urusan telat makan. Ternyata tidak. Tekanan stress dan pola tidur yang tidak teratur. Ditambah badan yang kurang bergerak, membikin produksi asam lambung meningkat. Sementara otak yang lelah karena stress, tak sempat mengatur asam lambung sehingga bisa naik sampai ke tenggorokan.

 Jadi, buat semua sobat ambyar dan kaum rebahan, silakan tetap jalani passion rebahan kalian. Tapi ingat, tetap jaga asupan makanan. Kurangi kopi ni, buat para penyesap kopi pengagum senja. Kurangi minuman bersoda, tak usah coba-coba merokok. Dan, jangan lupa berolah raga. "Gimana caranya mau olahraga, kan gak boleh keluar rumah". Oke, oke. Dengar dulu, saya akhirnya menemukan solusi, supaya bisa tetap berolahraga meskipun di rumah saja, tanpa alat-alat mahal yang di jual di Home Shopping.

 Caranya, kalian cukup siapkan lantai dan stop watch. Pertama, lakukan pemanasan dengan mengangkat kaki ke depan dan kebalakang. Detailnya, sesuaikan sendiri. Lakukan sekitar 2 menit. Setelah itu, atur stop watch kira-kira 10 menit. Lalu, lakukan gerakan jalan di tempat, dengan memastikan kaki terangkat sempurna. Lakukan dengan perlahan, selama 10 menit.

Dijamin, kalian akan berkeringat. Jangan lupa lakukan pendinginan, dengan gerakan pemanasan di awal tadi. Lakukan ini secara rutin. Kalian bisa jadwalkan ini minimal 2 kali sehari. Dengan pola makan yang baik, tidur cukup, karena rebahan belum tentu tidur, dan rutin berolahraga. InsyaAllah kita semua dijauhkan dari penyakit. Segitu aja ya. Selamat berpuasa, selamat menantikan lebaran. Tetap sehat, tetap produktif. Salam