Apa Hal Terpenting Dalam Kehidupanmu? -->

Header Menu

Iklan Mas Vaga 1

Advertisement

Apa Hal Terpenting Dalam Kehidupanmu?

Rabu, 29 September 2021

Ilustrasi: freepik.com

Kita sering kali gundah gulana di media sosial? Bahkan tak sungkan menunjukkan air mata seolah-olah, kesedihan tak pernah lepas dari kita.

Tapi apakah kita tahu, apa yang sebenarnya menyebabkan kita bersedih?


Jangan-jangan kita tidak tahu, mengapa kita bersedih. Mungkin kita tidak pernah punya alasan kuat, mengapa hidup harus dianggap senestapa itu?


Mungkin, sebenarnya kita tidak punya masalah sebesar itu untuk ditangisi? Mungkin ada perasaaan tak terjemahkan yang tidak bisa kita proses sebagai sebuah tindaka, sehingga yang kita bisa lakukan cuma bersedih?


Tapi pernahkah kau berfikir, bahwa tak ada yang benar-benar kacau di hidupmu? Sehingga kau tak layak hidup dengan semenyedihkan itu..


Apakah kamu sudah tahu, apa hal-hal esensial di dalam hidupmu?


Kalau belum, lantas apa yang membuatmu begitu sedih?


Kalau hal-hal esensial di hidupmu tidak terganggu dan baik-baik saja, mengapa kau merasa hidupmu berjalan paling nestapa?


Setelah melakukan survei kecil-kecilan di instagram pribadiku, aku melihat banyak sekali teman-temanku yang belum tahu apa yang terpenting dalam hidup mereka. Aku pun sendiri butuh waktu bertahun-tahun untuk mengetahui apa sih hal terpenting dalam hidupku.


Sebagian dari mereka menjawab keluarga adalah bagian terpenting dalam hidup mereka. Ada juga yang menjawab bahwa diri mereka tidak lebih penting dibandingkan apapun.


Sedangkan menurutku sendiri, hal esensial dalam hidupku terbagi dalam 3 hal. Pertama Luhut Binsar alias Bapakku, kedua diriku sendiri dan ketiga rekan-rekan terdekatku.


Kenapa aku meletakkan Pak Luhut diatas diriku? Mungkin kalau Ibumu sudah wafat, dan kamu punya hubungan sebaik aku dan bapak, kamu pun akan melakukan hal yang sama. Sekarang, setelah cuma disisai 1 orang tua, menurutku enggak ada hal lebih penting dibandingkan memberikan yang terbaik yang aku bisa berikan kepada Pak Luhut. 


Ada hal yang enggak bisa dijelaskan secara logis, momentum melihat Pak Luhut senang, bahagia dan bangga atas apa yang kulakukan, bisa membuat semangatku meningkat signfikan. Pak Luhut membuat aku merasa punya arah, punya tujuan tentang apa yang aku mau dan tidak mau lakukan dalam hidupku.


Sedangkan hal penting kedua dalam hidupku, adalah diriku sendiri. Aku bersyukur sudah bisa memetakan mana hal-hal yang berpotensi memberikan efek enggak baik untukku. Aku bisa melangkah menjauhi hal tersebut, bahkan jika bentuknya manusia. 


Aku enggak mau mengambil resiko untuk melukai diriku, dan membuat diriku sedih dan kacau balau. Kemudian aku pun jadi enggak perduli pendapat orang-orang yang sifatnya enggak membangun hidupku. Jadi aku menjalani hidupku atas dasar apa yang aku mau dan sukai, asalkan tidak mengganggu hak atau jatah orang lain.


Aku berbuat baik pada diriku sendiri. Salah satunya dengan cara berbuat baik pada orang lain. Dengan demikian, aku merasa cukup atas hal-hal yang kulakukan. Jika ada orang berengsek meminta bantuan, aku tetap menolong semampuku, untuk meastikan aku tetap menjadi manusia yang bermanfaat.


Sementara pada prioritas ketiga, aku meletakkan teman-temanku. Aku sudah tidak punya banyak teman, sehingga yang mau aku lakukan adalah memberikan yang terbaik yang bisa aku berikan. Aku enggak punya banyak saudara atau keluarga, jadi aku menganggap mereka yang mau meluangkan waktu untukku adalah bagian dari saudara dan keluarga.


Loyalitas yang saling kami berikan, memang nampak enggak normal bagi sebagian orang. Tapi aku bersyukur banget aku punya tempat untuk berlari bahkan kalau aku sedang tidak tahu harus kemana.


Dari ketiga hal esensial tersebut, aku berhasil meminimalisir kesedihan dalam hidupku.